Alhamdulillah, itu satu-satunya kata yang bisa saya ucapkan.
Sebuah niat yang telah saya utarakan dalam hati setahun lalu, akhirnya bisa
terlaksana. Luar biasa, itu prolog yang paling tepat untuk ilustrasi apa yang
terjadi pada saya di lebaran haji tahun ini.
Ya, alhamdulilllah, dengan tabungan sendiri tahun ini saya
berhasil membeli satu ekor kambing untuk berkurban. Kurban yang pada awal niat
saya akan dikurbankan untuk bapak saya, akhirnya saya niatkan untuk kurban diri
sendiri setelah bapak dengan lugas menjawab pertanyaan saya untuk menerima
kambing yang saya beli, “tahun ini kamu dulu saja, tahun depan kalau ada rejeki
baru bapak dan ibu kurban bareng-bareng”, Insya Allah, Aamiin.
Keberhasilan berkurban tahun ini merupakan suatu berkah yang
tak terkira. Mulai dari nol saya berusaha menabung, dan itu terasa berat
mengingat status saya yang sebagai mahasiswa, bukan pegawai yang tiap bulan
mendapat gaji dan upah. Pun sebagai mahasiswa, kiriman dari orang tua saya
tidak pernah mencukupi seperti teman-teman saya pada umumnya. Jika teman-teman
di kampus saya rata-rata mendapat kiriman tiap bulan 700ribu-1,5 juta, maka
saya hanya mendapat sekitar 300ribu dari kakak saya, itupun tidak setiap bulan
saya mendapatkannya. Sementara orang tua saya, sudah sejak awal saya kuliah
saya sama sekali tidak mendapat kiriman dari mereka. Jadi,kiriman bersih saya
hanya mendappat 300ribu dari kakak saya. Nah, untuk menopang biaya hidup selama
kuliah, saya mencoba mencari sampingan dari mengajar privat, dan dari itu semua
setiap bulan saya bisa menyisihkan 100-150ribu untuk menabung. Dan Alhamdulillah,
sampai pada bulan dzulhijah ini, uang saya telah terkumpul dan bisa membeli
satu kambing kualitas super yang saya niatkan untuk berkurban. Subhanallah.
Yah, tentu saja tidak cukup hanya dengan saya menabung dan
bisa tercapai niatan saya ini. Adalah amalam shalat dhuha saya yang saya yakin
telah menopang tercapainya niat saya ini. Adalah Allah yang telah menuntun saya
untuk mengenal ustad Yusuf Mansur yang begitu getol mengajak para santrinya
untuk melaksanakan shalat dhuha tiap hari. Bahkan beliau juga yang memiliki
inisiatif melakukan gerakan shalat dhuha bersama seluruh Indonesia. Saya yang
biasanya pelit untuk membeli buku, pun pada akhirnya rajin mengoleksi buku-buku
karangan beliau, khususnya yang terkait shalat dhuha. Walaupun tidak bisa setiap
hari saya menjalankan shalat dhuha ini, yah setidaknya dalam seminggu saya bisa
mencapai 20 rakaat shalat dhuha. Dan hasilnya? Luar biasa, Allah benar-benar
menjaga tabungan yang saya niatkan untuk berkurban itu. Satu pengeluaran besar
tahun ini yang bisa menguras tabungan saya yakni wisuda. Tapi, Alhamdulillah
Allah
menunjukan jalan pada saya yang pada akhirnya wisuda saya seperti digratiskan.
Subhanallah.
Yap, ini bukan untuk pamer atau untuk menunjukan apapun yang
memiliki tendnsi buruk kawan. Saya hanya ingin membagi pengalaman saya yang
berharga dan semoga kawan-kawan bisa mengambil manfaat dari kisah saya. Namun,
apapun kelebihan dan manfaat yang bisa diambil, itu semua datang dari Allah.
Allahuakbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar