p

Sabtu, 02 November 2013

The Beauty Of Falling In Love



Kau tak bisa memilih akan bertemu siapa saja hari ini dan di masa yang akan datang. Kau tak bisa memilih akan jatuh cinta dengan siapa. Dan kau tak akan bisa menolak dan bersembunyi saat cinta datang dan menyapamu. Sedangkan kau tak tahu apakah dia juga merasakan hal yang sama denganmu atau perasaanmu hanya bertepuk sebelah tangan. Jangan salahkan dirimu jika perasaan itu datang dan kau tak tahu harus bagaimana. Satu hal yang pasti, kau akan merasa lebih baik jika melihat senyumnya hari ini, dan kau tak akan merasakan beratnya hari ini selama kau ada di sekitarnya meski kau tak tahu dia menganggapmu apa dan bagaimana. That’s the beauty of falling in love. 

Ada pameo lama yang mengatakan bahwa segala sesuatu akan indah pada waktunya. Namun saat hati anda sedang dalam buaian cinta, segala sesuatu selalu indah saat itu juga. Saat kau melihat senyum yang berkembang di pipinya. Saat kau melihat tatapan tajam dari bola matanya. Saat kau mendengar sepatah kata dari mulutnya. kau merasa waktu bersamanya tak ingin untuk cepat berlalu, hingga sampai pada titik di mana kau ingin memiliknya. Namun, mungkin kau kecewa saat dia ternyata tak ingin kau miliki, saat dia ternyata tak ingin melewati jembatan yang kau bangun antara hatimu dan hatinya. Dan kau mungkin lebih hancur saat dia memilih membangun jembatan untuk hati yang lain. Dalamnya lautan bisa diukur,tapi dlamnya hati siapa yang tahu. Kau tak mungkin akan tahu bagaimana isi hatinya, apa yang dia rasakan, dan apakah dia menginginkan lambaian cinta yang kau julurkan padanya. Kecuali jika kau mengutarakannya. Kecuali jika kau membiarkan dia tahu isi hatimu padanya. Kau mungkin akan kecewa jika isi hatinya ternyata tak seirama denganmu, tapi kau mungkin juga akan sangat bahagia jika ternyata hatimu telah memiliki ruang istimewa di hatinya. Beberapa orang memilih menjadi medioker dengan memendam rapat apa yang dirasakan. Tak peduli pujaan hatinya merasakan apa terhadapnya, selama senyum dan indah wajahnya masih bisa dilihatnya,itu sudah lebih dari cukup. Harapan terbesarmu mungkin adalah kau bisa hidip dengannya, tapi jika harapan terbesarnya adalah hidpu dengan orang lain, bukan denganmu, kau harus rela.


Masalah jodoh adalah misteri besar yang akan selalu dalam peradaban hidup seseorang. Saya pernah merasakan betapa rumitnya jalan pikir seorang wanita. Dan masalah ini bahkan jauh lebih rumit dari hal itu. Cinta dan jodoh adalah dua hal dekat namun sebenarnya tak memiliki hubungan linear sama sekali. Ada  semacam selat sempit yang memisahkan keduanya  tanpa ada jembatan penghubung sama sekali kecuali kau ingin membangunnya. Garis tanganmu mungkin akan membawamu untuk jatuh cinta pada seseorang dan kemudian menikahinya. Garis tangan yang lain mungkin akan membuatmu harus menikah dengan seseorang yang asing bagi hatimu, baru kemudian kau mencoba untuk membuatkannya ruang istimewa di hatimu untuknya.  Keduanya tak memberimu jaminan untuk bahagia selamanya. Keduanya tak memberimu garansi akan hubungan yang langgeng dan bertahan selamanya. Itu tergantung pada sekuat apa jembatan yang kau bangun di antara hatimu dan hatinya. Jembatan di atas selat antara bentangan cinta dan daratan jodoh yang ingin kau buat. Kau memang tak bisa memilih akan jatuh cinta dengan siapa, tapi kau bisa memilih untuk membangun jembatan untuk siapa.


Celah antara cinta dan jodoh memang sempit, sangat sempit. Tapi kau tak tahu seberapa panjang dan luas hamparan keduanya. Sampai pada suatu titik pertemuan mungkin saja kau ingin menyeberang dengan jembata lain yang baru walau kau sudah punya satu jembatan yang telah kau bangun dan telah kau jaga bertahun-tahun lamanya. Kalaupun bukan kau yang membangunnya, mungkin ada orang lain yang mencoba membangun jembatan itu untukmu. Pada suatu saat mungkin kau akan jenuh dengan caramu menyeberang melalui jembatan lama, dan kau mungkin ingin mencoba melalui jembatan baru. Jembatan baru yang kau bangun sendiri dengan titik penyeberangan berbeda, atau jembatan baru dengan pangkal lain yang bukan kau yang membangunnya, tapi hati lain yang kau tak bisa menolaknya. Yang tak bisa kau pilih siapa arsiteknya, dan bagaimana bentuknya.


Lidahmu boleh saja berkata kau cinta dengan seseorang. Namun saat hatimu juga mengatakan kalau dia juga cinta dengan seseorang yang lain, kau mungkin akan gila. Ada titik di mana kau mungkin jenuh dengan seseorang yang telah hidup bersamamu dan melewati semua bersama. Ada saat di mana titik jenuh itu diiringi  dengan kehadiran pihak ketiga yang menawarkan hal lain yang berbeda walau dengan kemasan sama, cinta. Kau ingin menyambutnya, tapi kau tak bisa meninggalkan si dia, penghuni lama yang telah membangun jembatan sendiri di hatimu. Semua kembali ke hatimu, tapi harus kau ingat, lebih baik meninggalkan seribu orang yang menarik di hatimu daripada meninggalkan satu orang di mana kau menarik di hatinya. Hormon endorphin di darahmu mungkin tak lagi memberikan rasa senang saat kau bersamanya, tapi kau punya hati, setidaknya hati kecilmu yang harus kau jadikan penasihat pribadi. Penasihat yang selalu membimbingmu kembali ke jembatan yang benar dalam gelap,malam dan hujan badai. Melindungimu dari panas terik dan dinginnya gelombang cinta yang menggelora, namun tak layak untuk kau berenang di dalamnya.
Kau boleh jatuh cinta dengan seseorang, namun mungkin kau tak harus menikah dengan seeorang  yang kau cintai, melainkan dengan seseorang yang kau pilih. Kau mungkin tak bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa, tapi kau bisa memilih seseorang yang akan mendapat kehormatan untuk menjadi istimewa di hatimu. Jika kau memilih untuk hidup dengan seseorang yang kau cinta, suatu saat mungkin cinta itu akan hilang. Namun jika kau memilih untuk hidup dengan seseorang yang istimewa di hatimu,selamanya dia akan selalu menjadi istimewa. Selamanya, yah selamanya.